THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Rabu, 31 Oktober 2007

Pendapat q tentang blog

Menurut ku blog itu tempat kita untuk mencurahkan perasaan atau isi hati kita juga tempat untuk mengekspresikan diri kita melalui media ini. Tak hanya itu kita juga dapat mengetahui berbagai informasi melalui blog ini. Kita juga dapat berbagi semuanya kepada orang lain.Jadi nggak hanya kita yang tahu sebuah informasi tapi bisa berbagi dengan orang lain

Teknologi

Teknologi..........
Siapakah engkau?
Bendakah engkau?
Atau hewankah engkau?

Pikirankupun melayang
Jauh entah ke mana
Semakin ku pikirkan
Semakin ku tak mengerti

Namun akhirnya ku tahu
Engkau dapat memudahkan orang banyak
Tapi kau juga
Dapat merusak seseorang

Gelap ada pada dirimu
Dan terang juga ada pada dirimu
Jadi inikah engkau?
Teknologi..........

Selasa, 23 Oktober 2007

sakura, keindahan dari jepang

Sakura, Keindahan dari Jepang

JEPANG merupakan salah satu negara terkemuka di Asia. Selain karena kemajuan teknologi dan capaian ekonominya, mantan tuan rumah Piala Dunia 2002 bersama Korea ini juga ternama karena pesona alamnya, tak terkecuali bunga-bungaannya. Jepang mempunyai satu jenis bunga yang kesohor hingga ke mancanegara dan sudah sangat identik dengan negara tersebut, yaitu sakura.
Sakura memang bunga yang sangat dicintai dan dibanggakan masyarakat Jepang. Ia bahkan menjadi simbol nasional bangsa ini. Para petinggi negara, misalnya, sering menggunakan lambang sakura sebagai label pin pada jas mereka. Bunga sakura juga menjadi desain yang muncul dalam berbagai kerajinan khas Jepang, seperti kimono, yukata, kipas, dan banyak lagi.
Dari kejauhan, bunga sakura tampak agak putih. Sesungguhnya warna bunga ini adalah merah, tapi sangat muda. Sakura mempunyai lima kelopak dan sangat kecil sehingga sulit dinikmati keindahannya secara sendiri-sendiri. Keindahan sakura terletak pada jumlahnya yang sangat banyak memenuhi kanopi pohon dan mekar bersamaan.
Di Jepang, mekarnya sakura menandai awal musim semi. Di ibu kota negara ini, Tokyo, ada beberapa tempat untuk melihat sakura pada awal musim semi. Yang paling populer adalah di sekeliling Istana Raja, Imperial Park yang dikelilingi dengan danau buatan yang indah, Hanzo-bori. Cabang-cabang pohon sakura yang sarat dengan bunga menjuntai dan menjulur ke atas air danau, menimbulkan bayang-bayang yang indah. Di bawah-bawah pohon sakura biasanya muncul pula bunga-bunga kecil berwarna kuning yang membuat suasana tambah cantik.
Taman Ueno --tidak jauh dari stasiun kereta Ueno-- adalah tempat lain untuk menikmati sakura. Kalau di Imperial Park pengunjung tidak boleh menggelar tikar untuk piknik dan makan, di Ueno hampir semua pengunjung datang justru untuk piknik. Jika kita tidak membawa makanan dari rumah, di tempat ini cukup banyak terdapat kedai 7-Eleven, yakni kedai-kedai kecil untuk membeli o-bento (makanan dalam kotak).
Mayoritas orang Jepang tidak melewatkan kesempatan setahun sekali berpiknik di bawah naungan sakura. Orang Jepang menyebut kegiatan itu sebagai hana-mi (menonton bunga). Sekalipun bunga sakura sudah mulai mekar pada akhir Maret, biasanya baru pada minggu kedua April diselenggarakan festival sakura yang berarti tumpah-ruahnya masyarakat ke tempat-tempat konsentrasi bunga sakura.
Di samping itu, terdapat juga tradisi di kalangan para petani Jepang, yaitu melakukan upacara minum sake di bawah naungan kanopi bunga sakura. Upacara ini diharap akan menghasilkan panen yang baik pada tahun yang berjalan. Orang Jepang juga percaya bahwa pohon sakura adalah pagar antara Tuhan dan manusia. Oleh karena itu, melakukan hana-mi juga merupakan ritual keagamaan.
Di Amerika
Jika kita berpikir sakura hanya ada di Jepang, ternyata kurang tepat. Sakura tidak hanya tumbuh di Jepang. Pada tahun 1912, Wali Kota Tokyo menghadiahkan 3.000 bibit pohon sakura kepada Wali Kota Washington DC untuk ditanam di ibu kota Amerika Serikat tersebut sebagai lambang persahabatan Amerika-Jepang. Pohon sakura ini kemudian ditanam di sepanjang sisi utara Sungai Potomac, khususnya di Taman Potomac Barat. Orang Amerika menamai sakura sebagai cherry blossom.
Sejak tahun 1961, pada awal musim semi, di Washington DC selalu diselenggarakan "Japanese Cherry Blossom Festival". Selama sehari penuh diselenggarakan parade, bazar, dan berbagai acara kebudayaan lainnya. Bazar yang disebut "Sakura Matsuri" itu biasanya diselenggarakan di 12 th. Street, antara Constitution Avenue dan Pennsylvania Avenue. Setelah menonton parade pada pagi hari, pengunjung biasanya akan membanjiri bazar yang merupakan ajang membeli makanan dan suvenir, di samping juga merupakan tempat diselenggarakannya berbagai atraksi seni-budaya.
Pada 1968, Jepang menghadiahkan lagi 3.800 batang pohon sakura kepada Washington DC. Lucunya ketika beberapa taman sakura di Jepang terkena bencana banjir, para botanis Jepang datang ke Washington DC untuk mencangkok pohon sakura jenis Yoshino yang memang khas itu.
Kini sakura tidak hanya tumbuh di Washington DC, tetapi telah menyebar ke berbagai negara bagian Amerika Serikat. Di Central Park, New York, banyak pohon sakura. Demikian pula dengan negara bagian lainnya, seperti Seattle. Di Amerika, bunga dari Negeri Matahari Terbit ini biasanya hadir di kawasan-kawasan eksekutif.
Satu hal yang patut dicontoh dari Jepang, ketika mereka memiliki sesuatu yang khas dan mereka bangga karenanya, mereka tidak sekadar berhenti pada kebanggaan. Mereka berusaha keras agar sesuatu itu tetap berkembang dan terpelihara. Itulah yang terjadi pada sakura
.

BULAN BAHASA

Bulan Oktober sudah jamak diingat oleh banyak orang sebagai Bulan Bahasa. Tidak lain karena bulan ini dikaitkan dengan peristiwa besar Sumpah Pemuda yang salah satu isinya, “Menjunjung tinggi bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.” Penyusun Sumpah Pemuda sendiri sedemikian menghargai bahasa — yang mewakili kebudayaan — sehingga tidak langsung dipukul rata sebagai, “satu tanah air, bangsa, dan bahasa Indonesia.” Khusus untuk bahasa, disebut sebagai menjunjung. Jadi sekalipun kita sudah bertanah air dan berbangsa yang satu, kebudayaan kita di dalamnya, termasuk bahasa, masih menyimpan beragam jenis. Namun demikian bahasa nasional tetap dijunjung karena dengan begitulah orang banyak tersebut dapat berkomunikasi satu dengan yang lain.alah bulan yang istimewa bagi para peminat bahasa

Berbeda dengan bahasa negara-negara lain yang umumnya memiliki tata-bahasa yang kompleks, Bahasa Indonesia sering secara sembarangan disebut lebih sederhana. Saya tulis “secara sembarangan” karena klaim ini hanya diungkapkan sambil lalu tanpa didasari sebuah sigi yang memadai. Yang jelas, rujukan tentang aspek-aspek kebahasaan di negeri kita masih minim. Pelajaran tentang bahasa masih seperti hanya untuk fakultas sastra dan buku-buku pengajaran berbahasa minim di rak-rak toko buku kita. Tentu saja terlalu jauh jika dibandingkan dengan Bahasa Inggris misalnya yang bahkan pengajaran berbahasanya sudah menjadi industri dengan omset besar. Bahasa Belanda yang hanya digunakan di kawasan Benelux yang mini pun, memiliki materi rujukan yang cukup banyak, dari tingkat pemula dengan beberapa variasi metode, sampai pembahasan untuk pemakaian yang lanjut.